Sunday, April 27, 2014

Jati Kultur Jaringan

Jati Kultur Jaringan merupakan jenis jati yang dibudidaya menggunakan metode kultur jaringan. Kultur adalah budidaya, sedangkan jaringan adalah sekelompok sel yang memiliki bentuk dan sifat yang sama dengan induk. Jadi kultur jaringan memiliki arti membudidayakan suatu tanaman yang akan memiliki sifat sama dengan induknya. Jenis jati ini termasuk ke dalam jati UNGGULAN, karena teknik ini memungkinkan bibit berkembang dari induk terbaik.

Penggunaan teknik kultur jaringan memiliki beberpa kelebihan dibandingkan dengan penggunaan yang konvensional. Menurut Simon (2000), beberapa kelebihan dari penggunaan teknik kultur jaringan dibandingkan dengan cara konvensional adalah faktor perbanyakan tinggi, tidak tergantung pada musim karena lingkungan tumbuh in vitro terkendali, bahan tanaman yang digunakan sedikit sehingga tidak merusak pohon induk, tanaman yang dihasilkan bebas dari penyakit meskipun dari induk yang mengandung patogen internal, tidak membutuhkan tempat yang sangat luas untuk menghasilkan tanaman dalam jumlah banyak. Sedangkan masalah yang banyak dihadapi dalam mengaplikasikan teknik kultur jaringan, khususnya di Indonesia adalah modal investasi awal yang cukup besar dan sumber daya manusia yang menguasai dan terampil dalam bidang kultur jaringan tanaman masih terbatas.

Bila dibandingkan dengan Jati Konvensional, Jati Kultur Jaringan memiliki beberapa kelebihan, seperti:
1.      Pertumbuhan Jati Kultur Jaringan Seragam,
2.    Volume kayu yang dihasilkan kurang lebih 3 kali lebih besar.

Tahun
Pertumbuhan
Pohon Jati
Konvensional
Kultur Jaringan
5 - 7
Tinggi (m)
4
16
Diamter (cm)
3.5
27.5
10
Tinggi (m)
6
17
Diamter (cm)
8
34
15
Tinggi (m)
12
20
Diamter (cm)
17
40
Tabel 1. Perbandingan Jati Konvensional dengan Jati Kultur Jaringan

0 komentar:

Post a Comment