Kayu jati memiliki nilai ekonomis begitu tinggi, mengingat permintaan
yang sangat banyak, namun persediaan yang ada sangat terbatas. Kebutuhan kayu di dalam negeri mencapai 2,5
juta m3, tetapi yang dapat dipenuhi hanya sebesar 0,75 juta m3.
Besarnya selisih antara permintaan dengan persediaan ini disebabkan oleh
semakin berkurang ketersediaan lahan dan umur panen kayu jati yang relatif
lama, yaitu 45 tahun. Akan tetapi, berkat penelitian serta pengembangan
teknologi, Jati Kultur Jaringan menjawab masalah umur panen ini. Jati kultur
jaringan dapat dipanen dalam usia 15 tahun.
Kayu adalah
komoditas terbesar ketiga yang diperdagangkan di dunia setelah minyak mentah
dan gas. Index Harga Komoditas Dunia menunjukkan, bahwa hanya ada 3 komoditi
yang meningkat nilai jualnya selama kurun waktu 10, 20, dan 100 tahun terakhir,
yaitu emas, minyak dan kayu. Walaupun emas saat ini masih memiliki kinerja yang
sangat bagus, akan tetapi kinerja Emas tidak terlalu baik pada rentang waktu
yang panjang yaitu, antara tahun 1979 sampai 2004. Serta harga minyak cenderung
sering berfluktuasi karena spekulasi di masa yang akan datang. Perbandingan
HTRG menggarisbawahi, investasi kayu dengan kualitas terbaik mengalahkan
performa S & P 500 dalam setengah abad terakhir, baik dari segi keuntungan
maupun volatilitas.
Hal
ini terbukti bahwa kayu jati memiliki kencenderungan mengalami kenaikan setiap
tahunnya. Pada tahun 2002, jati kualitas A3 dengan
standar diameter 30 – 39 cm berharga Rp 1.398.000,-. Tahun 2005 jati A3
mengalami kenaikan menjadi Rp 3.617.000,-. Terjadi peningkatan selama 3 tahun
sebesar 158 %. Pada tahun 2011, harga jati A3 berada dikisaran Rp 5.177.000,-.
Artinya bila dibandingkan dengan harga di tahun 2002, selama 9 tahun, terjadi
peningkatan harga sebesar 270,31 %. Bila dirata-ratakan terjadi peningkatan
sekitar 30 % per tahunnya.
Tahun
|
Harga/m3 (Rp)
|
Prosentase Kenaikan
|
2002
|
1.398.000
|
|
2005
|
3.617.000
|
158.7267525
|
2008
|
4.252.000
|
17.55598562
|
2011
|
5.177.000
|
21.75446849
|
Tabel 2. Harga
Jati Kualitas A3 Dari Tahun ke Tahun
Sumber
Perum Perhutani II
0 komentar:
Post a Comment